✧ Lima Bintang: 2. Semil vs Cacha
⎙ 。
#SEMILIRDIKSI 〻
Untuk mempercepat tabungan, mereka berencana untuk berjualan di sekolah. Puwan, Shashi, Cacha, Semil, dan Juna memutuskan untuk berjualan donat dan gorengan. Tentu dengan bantuan nenek Cacha yang sudah ahli dalam berdagang.
Sebenarnya, Semil agak gengsi karena hampir seluruh warga sekolah tahu bahwa dia adalah anak orang berada. Jika dia ikut andil dalam agenda itu, orang-orang akan keanehan. "Terserah lo ya mau ikut atau enggak, kita gak rugi! Makan aja harga diri lo itu! Kita gak butuh." Cacha membawa keranjang makanan dan masuk ke dalam sekolah dengan kesal.
"Semil, think well. We don't force you. Aku duluan ya!" pamit Puwan menyusul Cacha. Juna juga ikut pamit, kini tersisa Shashi dan Semil. "Cacha memang begitu. Semil wajar saja, ya. Kita akan berjualan, kalau mau ikut, tinggal gabung saja." Shashi berjalan lebih dulu, sedangkan Semil menatap teman-temannya dengan ragu. "Mereka kenapa tidak mengerti, sih!"
Cacha membawa barang jualan ke kelasnya bersama Juna. Puwan dan Shashi tidak sekelas dengan mereka sehingga berpisah. Cacha dengan semangat berteriak, "beli gorengan murah, enak, masih hangat, nikmat!" Perlahan anak-anak mulai membeli makanan Cacha. Dengan rasa semangat yang bergelora, Cacha melayani mereka dengan sepenuh hati. Jangan lupakan Juna yang ikut membantu.
"Mil, maneh gak ikut jualan? Pasti maneh yang modal banyak, ya?" kata Aska kepada Semil yang baru masuk kelas. "Cacha ... Bagaimana ini?" Sepertinya rasa overthinking Juna mulai kambuh. Cacha menatap sengat kepada Aska. Menurutnya, Aska tidak perlu ikut campur.
"Bisa diam gak lo? Punya hak apa lo nanya gitu?" Juna menarik lengan Cacha untuk sedikit mundur. Karena perigainya seperti mengundang keributan. "Kenapa? Tersinggung? Gua sekedar tanya, tidak ada unsur paksaan kalau lo mau jawab." Aska tidak kalah menatap tajam Cacha. Rasa amarah sudah terkumpul di kepalan tangan. Hanya menunggu waktu yang tepat.
Ketika bel berdering, semua kembali ke bangku masing-masing. Meredakan amarah dari dua insan di sana. Waktu belajar dimulai. Walau Cacha tidak bisa fokus karena Aska dan Semil. Rasanya ingin melempar mereka dengan bola tenis.
♫ ♫ ♫
"Bagaimana? Sudah laku?" tanya Puwan setelah keluar dari kelas karena jam istirahat. Cacha mengeluarkan uang berjumlah dua puluh dua. Sepertinya, remaja tomboy itu sudah menukar uang recehan tadi.
"Wow! Tabungan kita bisa tambah cepat!" Shashi mengambil uang tersebut dan dimasukkan ke dalam dompet khusus tabungan mereka. Karena Shashi sahabat dari matematika, jadi pemegang uang dipercayakan kepada dia. "By the way, di mana Semil?" Juna menjawab, "dia sedang ada urusan. Jangan dipikirkan, yang penting kita dapat uangnya!" Puwan dan Shashi mengangguk setuju. Berbanding balik dengan Cacha yang tidak menunjukkan ekspresi apapun.
Bersambung ....
─────────────────
─ Maneh: Kamu (Bahasa Sunda digunakan kepada kawan akrab)
─ Think well. We don't force you: Pikirkan baik-baik. Kami tidak memaksa kamu (Bahasa Inggris)
─ Overthinking: Berpikiran berlebihan
─────────────────
Merinda Puwanhyf Haruan, 2020