✧ Lima Bintang: 9. Singkat Untuk Esok

⎙ 。
                                            
                       #SEMILIRDIKSI 〻

Langit tidak main-main. Siang tadi sangat cerah, malam sudah basah. Mendinginkan pikiran mereka yang sedang sedih di depan ruang operasi. Cerita tadi yang sangat membakar emosi, berkat dingin malam sudah sedikit tersiram.

Kak Hani menipu mereka pergi ke tempat asing. Bahkan sebelum kabur, Kak Hani mendorong kursi roda Jaki hingga terjun ke aspal. Semil yang saat itu lebih memilih menyelamatkan temannya, harus ikhlaskan uang yang dibawa lari. Ketika mereka pergi, mencari jalan untuk sampai ke rumah sakit, di sana terdapat Tante Caryn. Membantu mereka di dalam tikaman hujan.

Hasil lelah mereka. Uang dari Cacha yang merelakan tidak mengerjakan tugas sekolah untuk membantu Nenek berjualan. Jaki yang kesusahan mencari pekerjaan. Puwan yang menghabiskan waktunya di jalan untuk mendapatkan uang dari biolanya. Juna yang mencari kardus bekas bahkan sampai jatuh sakit. Semil yang rela berbohong meminta uang kepada orangtuanya untuk panti asuhan itu. Shashi yang membagi waktu belajarnya dengan mengajar les. Waktu-waktu yang sudah dilalui, bisa ditusuk habis dalam satu hari.

"Maaf ... Maaf ... Maaf ...," Semil tidak berhenti mengucapkan kata maaf. Dia merasa bersalah karena tidak bisa jadi penjaga yang baik. Bahkan suara Juna yang sejak tadi menenangkannya tidak respon. Semil sedang tenggelam. 

Suara pintu operasi terbuka. Seorang dokter memberikan kabar baik tentang Shashi menambah keharuan di sana. "Semil, kamu tidak salah. Shashi sudah selamat." Jaki memeluk karibnya. Semil mengangguk, rasa bersalahnya tidak terlalu menumpuk daripada tadi.

Shashi dibawa ke ruangan lain. Sementara, mereka tidak boleh menjenguk. Oleh karena itu, semua berpamitan. Mereka percayakan Shashi kepada perawat di sana. Puwan fokus melihat hasil fotonya sebagai pengalihan rasa sedih sejak tadi. Kini Puwan, Cacha, dan Juna sudah berada di mobil Tante Caryn. Sedangkan Semil bersama Jaki dan Bu Akshaya. 

Tidak ada pembicaraan di sana. Sampai suatu saat Tante Caryn berkata, "besok sudah siap?" Puwan mengalihkan pandangannya yang semula berada di kamera ke Tante Caryn. "Don't discuss," kata Puwan mencegah. "Siap untuk apa, Puwan?" tanya Cacha. 

Puwan menengok ke belakang. Membidik Cacha dan Juna dengan kamera. Membuat mereka berdua keanehan. "Hari ini kita banyak melalui masalah. Besok, harus lebih siap dari hari ini," jelasnya. "Oh ...," balas Cacha yang ternyata penyataan Puwan tidak terlalu membuatnya terkejut.

Rumusnya, setiap pertemuan akan ada perpisahan. Kalau dalam rangkuman disebut sebagai pengorbanan, semua akan dilaksanakan. Semoga setelah ini, jarak yang sedang dicoret hari ini, akan tergantikan oleh bentuk yang luar biasa. 

"Malam ini sangat singkat, ya?" 

Bersambung ....



        Merinda Puwanhyf Haruan, 2020

Postingan populer dari blog ini

Kampung Katai

✧ Lima Bintang: Awalan

✧ Lima Bintang: 12. Sisa Perasaan (END)