✧ Lima Bintang: 8. Malam Basah

⎙ 。
                                            
                       #SEMILIRDIKSI 〻

Berakhir Tante Akshaya (Ibunya Jaki) terpaksa menuruti keinginan anaknya. Kata Jaki, "permintaan terakhir sebelum berpisah dengan teman." Mereka semua berkunjung ke rumah sakit. Sebentar lagi akan dilaksanakan operasi Shashi. Tidak lupa doa selalu dipanjatkan. 

Hani mendekat kepada mereka. Raut wajahnya masih sedih dan khawatir. Keringat dingin sudah membalut kepalanya. "Semalam, Shashi menyuruh saya untuk memberikan uang itu ke panti asuhan. Kebetulan uangnya sudah pada saya. Jadi, saya titip Shashi sejenak ya?" kata Hani dengan suara bertema kesedihan. 

"Tapi, saya ingin sekali berkunjung ke panti asuhan. Saya boleh ikut?" Semuanya menatap Jaki. "Saya juga," kata Semil. Hani mengangguk tanda setuju. "Bunda, Jaki izin pergi dulu ya?" Akshaya hanya bisa diam. Dia tidak ingin anaknya ikut campur urusan ini. Tapi, ini kemauan anaknya. "Biar Bunda antar kalian pakai mobil." Jaki menggeleng kepala. "Bunda diam saja. Kita hanya sebentar." 

Setelahnya Jaki, Semil, dan Kak Hani berpamitan. Bertepatan itu, beberapa perawat mendorong ranjang yang ditiduri oleh Shashi. Tidak salah lagi para perawat itu membawa Shashi ke ruang operasi yang diikuti oleh Puwan, Cacha, Juna, dan Bu Akshaya. 

"Kenapa Kak Hani tidak menunggu sampai operasi Shashi selesai?" gumam Cacha sembari menatap cemas ke arah pintu operasi. "Ini kemauan Shashi. Lagi pula Kak Hani tidak ingin sedih melihat operasi ini," jelas Juna yang sebenarnya agak ragu dengan jawabannya. "Semoga mereka bisa sampai ke panti asuhan dengan selamat, serta operasi ini lancar," kata Bu Akshaya. 

Lama mereka tenggelam dalam hitungan jam. Langit sudah gelap dan berair. Semil, Jaki, dan Kak Hani belum juga sampai. Terlihat Juna dan Cacha yang tertidur di kursi. Sedangkan Bu Akshaya dalam satu jam ini berjalan mondar-mandir menghilangkan rasa khawatir. "Tante, mereka pasti kembali." Puwan mendekati Bu Akshaya yang berhenti menatap kaca di ujung sana. "Perasaan seorang ibu tidak pernah salah. Tante yakin di sana sedang ada masalah," katanya.

Baiklah, Puwan tidak berani melawan. Ia juga tidak enak perasaan sejak tadi. Entah perasaan buruk tentang Shashi atau perasaan buruk kepada mereka yang sedang pergi. Di lorong yang sepi, terdengar suara langkah kaki seperti sedang lari. "Puwan!" Orang yang dipanggil menoleh, melihat seseorang yang dikenal sedang berlari, kemudian memeluknya. 

"Tante lepasin!" Tante Caryn memeluk karena khawatir saat bilang bahwa Puwan izin ke rumah sakit tanpa alasan jelas. Di belakang Tante Caryn, dua orang yang selama ini mereka tunggu sudah hadir. "Jaki!" Bu Akshaya berlari dan memeluk Jaki. Kedua teriakan itu berhasil membangunkan Cacha dan Juna. 

Puwan yang sudah dilepaskan pelukannya, melihat kepada Jaki dan Semil yang tampak basah. Celana sobek di bagian lutut Jaki menampilkan kulit yang berdarah. Wajah mereka pucat. Kepala ditundukkan sejak tadi enggan menengadah. "Di mana Kak Hani?" tanya Cacha menghampiri mereka. Semil terisak, bibirnya gemetaran. "Kita ... Ditipu ...." 

Bersambung ....



        Merinda Puwanhyf Haruan, 2020

Postingan populer dari blog ini

Kampung Katai

✧ Lima Bintang: Awalan

✧ Lima Bintang: 12. Sisa Perasaan (END)