✧ Lima Bintang: 1. Panti Asuhan
⎙ 。
#SEMILIRDIKSI 〻
Harapan baru mereka sekarang adalah untuk memberikan bantuan kepada yatim piatu. Hasil dari pekerjaan yang mereka dapat, segera diadakan rapat. Cacha menghitung keras uang yang ia hasilkan sekarang. Mata kirananya melukis kebahagiaan. "Aku dapat dua puluh!"
Semua ikut tertawa, kecuali Semil. Karena mereka musuh. Katanya, "musuh untuk hidup." Semil berucap, "bangga, sedikit juga." Iya, mulutnya pedas hanya kepada Cacha. Mereka seperti api. Membara tiada tara.
"Alright, syukur kalau begitu. I just got em ... Tujuh belas dari hasil ngamen ini." Puwan menyerahkan uang receh dari dompetnya. Menyejajarkan dengan rapi uang itu di tengah lingkaran yang dibuat.
Shashi juga dengan semangat mengeluarkan uang dari tas ransel. "Dari hasil ngajar les, aku dapat sekitar ... Tiga puluh!" Gadis ceria itu tampak lebih semangat karena uang yang dipunya lebih banyak dari sebelumnya. "Biasanya lima belas, Shi. Kenapa bisa?" tanya Juna. "Iya, hari ini Ibu Manda sedang ada rezeki lebih. Juna sendiri?"
Sekarang hanya raut kekecewaan yang terpahat. Juna mengeluarkan uang dari saku celana. Terlihat jelas hanya sebuah uang lima ratus logam berwarna abu-abu. "Setidaknya kamu bekerja Juna. Coba lihat si Semil," sindir Cacha masih menaruh dendam.
Memang hanya Semil yang tidak bekerja. Bagaimanapun, tempat kumpul yang mereka gunakan adalah rumah pribadi Semil. Anak orang kaya yang hampa. "Tenang, urang juga belum dapat uang," ucap Jaki. Mereka maklum dengan keadaan Jaki. Bermodal ilmu tentang kendaraan, tidak mudah baginya untuk mendapatkan pekerjaan. Manusia selalu memandang fisik. Bila sekarang Jaki tidak menggunakan kursi roda, dirinya bisa dengan ringan dapat pekerjaan.
"Oh iya! Mau tidak di Panti Asuhan ABCD? Di sana sedang membutuhkan bantuan. Bagaimana?" tanya Shashi kepada semua anggota. Dengan semangat mereka setuju, meletakkan tangan di depan, yang akan ditimpa oleh tangan lainnya.
Mereka berteman untuk melengkapi kekurangan. Jaki yang tidak bisa berjalan kembali karena sebuah kecelakaan lalu lintas, Semil korban dari kesibukan orangtuanya, atlet tenis dari Jakarta ialah Cacha yang sekarang lebih suka membantu Nenek berjualan, calon pilot masa depan merangkak untuk puncak sebagai tukang jual kardus bekas ialah Juna, serta terakhir ada Shashi si Anak Emas Matematika.
Puwan merasa lebih lengkap kehidupannya. Masing-masing mempunyai jalan hidup pancarona. Membentuk sebuah pelangi yang indah di masa depan.
Bersambung ....
─────────────────
─ Urang: Aku (Bahasa Sunda sedang)
─────────────────
Merinda Puwanhyf Haruan, 2020